Senin, Agustus 29

Bahan Pewarna Makanan yang Diizinkan dan yang Tidak Diizinkan/Berbahaya

Makanan dengan warna-warna cerah memang menarik penglihatan mata dan menggugah selera. Tapi pernahkah Anda bertanya-tanya mengenai apakah pewarna yang digunakan aman atau tidak? Lalu apa bahayanya?
Pewarna makanan adalah zat aditif yang ditambahkan untuk meningkatkan warna makanan atau minuman. Pewarna makanan dicampurkan untuk memberi warna pada makanan, meningkatkan daya tarik visual pangan, merangsang indera penglihatan, menyeragamkan dan menstabilkan warna, dan menutupi atau mengatasi perubahan warna. Zat ini tersedia dalam berbagai bentuk, seperti cairan, bubuk, gel, atau pasta.

Pewarna Makanan yang Diizinkan

Pewarna makanan terbagi menjadi dua, yaitu alami dan sintesis (kimia). Pewarna alami terbuat dari tumbuhan, hewan, mineral, atau sumber alami lain. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.033 Tahun 2012 tentang Bahan Tambahan Pangan, daftar pewarna alami yang diperbolehkan adalah kurkumin, riboflavin, karmin dan ekstrak cochineal, klorofil, karamel, karbon tanaman, beta-karoten, ekstrak anato, karotenoid, merah bit, antosianin, dan titanium dioksida.
Sedangkan pewarna sintesis yang diperbolehkan, namun dibatasi penggunaannya, antara lain tartrazin, kuning kuinolin, kuning FCF, karmoisin, ponceau, eritrosin, merah allura, indigotin, biru berlian FCF, hijau FCF, dan cokelat HT. Pewarna makanan sintesis tersebut diperoleh secara kimia dengan mencampur dua atau lebih zat menjadi satu zat baru.

Pewarna Makanan yang Berbahaya

Pemerintah sudah memberikan daftar pewarna yang boleh digunakan dalam makanan. Tetapi kenyataannya masih ada saja pewarna bukan untuk makanan yang dicampur dalam penganan, dua di antaranya yang sering ditemukan di Indonesia adalah rhodamin B dan metanil yellow.
Rhodamin B
Rhodamin B merupakan pewarna sintetis berbentuk serbuk kristal, berwarna hijau atau ungu kemerahan, dan tidak berbau. Jika dicampur dalam penganan, rhodamin B akan berubah warna menjadi merah terang. Rhodamin B biasanya digunakan untuk mewarnai tekstil, kertas, kain, kosmetik, produk pembersih mulut, dan sabun.
Makanan atau minuman yang mengandung rhodamin B biasanya berwarna merah cerah mengilap dan lebih mencolok, warna terkadang tidak rata, ada gumpalan warna, dan terasa lebih pahit bila dikonsumsi. Rhodamin B sering dicampur dalam kerupuk, terasi, cabe merah giling, agar-agar, kembang gula, sosis, sirop, dan lain-lain.
Pewarna dengan nama lain D and C Red no 19. Food Red 15, ADC Rhodamine B, Aizen Rhodamine, dan Brilliant Pink ini termasuk bahan karsinogen (penyebab kanker) yang kuat. Jika dikonsumsi dalam jangka panjang, rhodamin B dapat terakumulasi di dalam tubuh, menyebabkan gejala pembesaran hati dan ginjal, gangguan fungsi hati, kerusakan hati, atau bahkan kanker hati.
Metanil Yellow
Metanil yellow adalah pewarna sintetik berbentuk serbuk, berwarna kuning kecokelatan, larut dalam air dan alkohol. Umumnya digunakan untuk pewarna tekstil, kertas, tinta, plastik, kulit, cat, dan sebagainya.
Penganan yang menggunakan metanil yellow biasanya berwarna kuning mencolok dan berpendar serta terdapat titik warna (warna tidak rata). Pewarna ini bisa dijumpai pada kerupuk, mie, tahu, gorengan, dan penganan berwarna kuning lainnya.
Bila dikonsumsi, metanil yellow dapat menyebabkan iritasi saluran cerna, mual, muntah, sakit perut, diare, demam, lemah, dan hipotensi (tekanan darah rendah). Pada penelitian terhadap tikus disimpulkan jika mengonsumsi metanil yellow dalam jangka panjang dapat memengaruhi sistem saraf pusat. Selain itu, metanil yellow juga dapat menyebabkan kanker kandung kemih jika dikonsumsi secara terus-menerus.
Berhati-hatilah ketika membeli makanan atau minuman berwarna. Bisa-bisa bukan nutrisi yang Anda dapatkan dari penganan tersebut, melainkan penyakit yang dapat mengancam kesehatan tubuh. Pastikan produk-produk yang Anda konsumsi terdaftar di BPOM.

Bahan Pengawet Makanan Alami, Sintetis dan Berbahaya

Bahan pengawet menurut asalnya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu bahan pengawet alami dan pengawet buatan.

1. Bahan Pengawet Makanan Alami

Bagaimana cara nelayan menjaga agar sisa ikan yang tidak terjual dalam keadaan segar tidak cepat membusuk dan tetap laku di pasaran?

Yah, mereka menggunakan garam sebagai bahan pengawet untuk membuat ikan asin. Meskipun rasanya sudah berbeda dengan ikan segar, ikan asin masih tetap berprotein tinggi.

Berikut ini adalah contoh-contoh pengawet alami.

a. Gula tebu

Gula tebu memberi rasa manis dan bersifat mengawetkan. Buah-buahan yang disimpan dalam larutan gula pekat akan menjadi awet karena mikroorganisme sukar hidup di dalamnya.

b. Gula merah

Selain sebagai pemanis gula merah juga bersifat mengawetkan seperti halnya gula tebu.

c. Garam

Garam merupakan pengawet alami yang banyak dihasilkan dari penguapan air laut. Ikan asin dapat bertahan hingga berbulanbulan karena pengaruh garam.

d. Kunyit

Kunyit, selain sebagai pewarna, juga berfungsi sebagai pengawet. Dengan penggunaan kunyit, tahu atau nasi kuning menjadi tidak cepat basi.

e. Kulit kayu manis

Kulit kayu manis merupakan kulit kayu yang berfungsi sebagai pengawet karena banyak mengandung asam benzoat. Selain itu, kayu manis juga berfungsi sebagai pemanis dan pemberi aroma.

f. Cengkih

Cengkih merupakan pengawet alami yang dihasilkan dari bunga tanaman cengkih. Selain sebagai pengawet, cengkih juga berfungsi sebagai penambah aroma.

2. Bahan Pengawet Makanan Buatan (Sintetis)

Pengawet buatan ini ada berbagai macam, antara lain:

a. Asam asetat

Asam asetat dikenal di kalangan masyarakat sebagai asam cuka. Bahan ini menghasilkan rasa masam dan jika jumlahnya terlalu banyak akan mengganggu selera karena bahan ini sama dengan sebagian isi dari air keringat kita.

Asam asetat sering dipakai sebagai pelengkap ketika makan acar, mi ayam, bakso, atau soto. Asam asetat mempunyai sifat antimikroba. Makanan yang memakai pengawet asam cuka antara lain acar, saos tomat, dan saus cabai.

b. Benzoat

Benzoat banyak ditemukan dalam bentuk asam benzoat maupun natrium benzoat (garamnya). Berbagai jenis soft drink (minuman ringan), sari buah, nata de coco, kecap, saus, selai, dan agar-agar diawetkan dengan menggunakan bahan jenis ini.

c. Sulfit

Bahan ini biasa dijumpai dalam bentuk garam kalium atau natrium bisulfit. Potongan kentang, sari nanas, dan udang beku biasa diawetkan dengan menggunakan bahan ini.

d. Propil galat

Digunakan dalam produk makanan yang mengandung minyak atau lemak dan permen karet serta untuk memperlambat ketengikan pada sosis. Propil galat juga dapat digunakan sebagai antioksidan.

e. Propianat

Jenis bahan pengawet propianat yang sering digunakan adalah asam propianat dan garam kalium atau natrium propianat. Propianat selain menghambat kapang juga dapat menghambat pertumbuhan bacillus mesentericus yang menyebabkan kerusakan bahan makanan. Bahan pengawetan produk roti dan keju biasanya menggunakan bahan ini.

f. Garam nitrit

Garam nitrit biasanya dalam bentuk kalium atau natrium nitrit. Bahan ini terutama sekali digunakan sebagai bahan pengawet keju, ikan, daging, dan juga daging olahan seperti sosis, atau kornet, serta makanan kering seperti kue kering.

Perkembangan mikroba dapat dihambat dengan adanya nitrit ini. Misalnya, pertumbuhan clostridia di dalam daging yang dapat membusukkan daging.

g. Sorbat

Sorbat yang terdapat di pasar ada dalam bentuk asam atau garam sorbat. Sorbat sering digunakan dalam pengawetan margarin, sari buah, keju, anggur, dan acar. Asam sorbat sangat efektif dalam menekan pertumbuhan kapang dan tidak memengaruhi cita rasa makanan pada tingkat yang diperbolehkan.

Bahan Pengawet Makanan yang Dilarang

Semua pengawet yang telah diuraikan di atas merupakan pengawet yang diijinkan untuk dipakai dan mendapatkan lisensi secara internasional oleh badan kesehatan dunia (WHO) dengan kadar yang diijinkan.

Meskipun demikian, entah karena tidak mengerti atau sengaja, pada saat ini masih sering ditemukan produsen yang menggunakan pengawet makanan yang telah dilarang oleh pemerintah.

Pengawet yang telah dilarang tetapi masih sering digunakan di antaranya adalah:

1) Boraks atau natrium tetraborat, dengan rumus kimia Na2B4O7.10 H2O adalah senyawa yang biasa digunakan sebagai bahan baku disinfektan, detergen, cat, plastik, ataupun pembersih permukaan logam sehingga mudah disolder.

Karena boraks bersifat antiseptik dan pembunuh kuman, bahan ini sering digunakan untuk pengawet kosmetik dan kayu.

Banyak ditemukan kasus boraks yang disalahgunakan untuk pengawetan bakso, sosis, krupuk gendar, mi basah, pisang molen, lemper, siomay, lontong, ketupat, dan pangsit. Bagaimana sikapmu terhadap fenomena semacam ini?

2) 
Formalin adalah nama dagang untuk larutan yang mengandung 40 persen formaldehid (HCOH) dalam 60 persen air atau campuran air dan metanol (jenis alkohol bahan baku spiritus) sebagai pelarutnya.

Formalin sering disalahgunakan untuk mengawetkan mi, tahu basah, bakso, dan ikan asin. Penggunaan formalin pada makanan dapat menyebabkan keracunan.

Gejalanya antara lain pusing, rasa terbakar pada tenggorokan, penurunan suhu badan, rasa gatal di dada, sukar menelan, sakit perut akut disertai muntah-muntah, dan mencret berdarah. Formalin juga menyebabkan kerusakan sistem susunan saraf pusat serta gangguan peredaran darah.

Konsumsi formalin pada dosis sangat tinggi dapat mengakibatkan kejang-kejang, kencing darah, dan muntah darah yang berakhir dengan kematian. Formalin juga bersifat karsinogenik(dapat memicu kanker).

Senin, Agustus 15

Buku Wajib KEdokteran Semester Pertama

1. Biokimia


2. Biologi
 

3. Embriologi


4. Anatomi
      

5. Histologi
  

6. Fisiologi
   

7. Mikrobiologi dan Parasitologi
 

8.  Patologi


9, Farmakologi


10. Kamus Kedokteran

Senin, Juli 18

ILMU BIOMEDIK - FAKULTAS KEDOKTERAN UNSRI 2016

Menampilkan mahasiswa 1 - 51 (dari total 51)
 NO.FOTONIMNAMAJALUR SELEKSIJENJANGPROGRAM STUDIFAKULTAS/PROGRAM
1.04112681620001MUHLISINUSM PPS 2016S2ILMU BIOMEDIKFAKULTAS KEDOKTERAN
2.04112681620002AHMAD NUR SIDIQUSM PPS 2016S2ILMU BIOMEDIKFAKULTAS KEDOKTERAN
3.04112681620003ARLIS DANITAUSM PPS 2016S2ILMU BIOMEDIKFAKULTAS KEDOKTERAN
4.04112681620004DOMMA SINAGAUSM PPS 2016S2ILMU BIOMEDIKFAKULTAS KEDOKTERAN
5.04112681620005THASWIN REDOUSM PPS 2016S2ILMU BIOMEDIKFAKULTAS KEDOKTERAN
6.04112681620006ERIKA YULIA SARIUSM PPS 2016S2ILMU BIOMEDIKFAKULTAS KEDOKTERAN
7.04112681620007MICA VIKTORIAUSM PPS 2016S2ILMU BIOMEDIKFAKULTAS KEDOKTERAN
8.04112681620008LISNA FERTA SARIUSM PPS 2016S2ILMU BIOMEDIKFAKULTAS KEDOKTERAN
9.04112681620009ADNAN FARIS NAUFALUSM PPS 2016S2ILMU BIOMEDIKFAKULTAS KEDOKTERAN
10.04112681620010RIFKA ZALILAUSM PPS 2016S2ILMU BIOMEDIKFAKULTAS KEDOKTERAN
11.04112681620011TRISNAWATY K.USM PPS 2016S2ILMU BIOMEDIKFAKULTAS KEDOKTERAN
12.04112681620012FRISKA ULI SIMATUPANGUSM PPS 2016S2ILMU BIOMEDIKFAKULTAS KEDOKTERAN
13.04112681620013MSY FARAH DIBAUSM PPS 2016S2ILMU BIOMEDIKFAKULTAS KEDOKTERAN
14.04112681620014MEGA SARYUSM PPS 2016S2ILMU BIOMEDIKFAKULTAS KEDOKTERAN
15.04112681620015NELIZA UTARYUSM PPS 2016S2ILMU BIOMEDIKFAKULTAS KEDOKTERAN
16.04112681620016YANUAR PRADIKAUSM PPS 2016S2ILMU BIOMEDIKFAKULTAS KEDOKTERAN
17.04112681620017SELVY APRIANIUSM PPS 2016S2ILMU BIOMEDIKFAKULTAS KEDOKTERAN
18.04112681620018NUR INSANIUSM PPS 2016S2ILMU BIOMEDIKFAKULTAS KEDOKTERAN
19.04112681620019NORA NOVIA VINNATAUSM PPS 2016S2ILMU BIOMEDIKFAKULTAS KEDOKTERAN
20.04112681620020STEPHANIE LEXY LOUISUSM PPS 2016S2ILMU BIOMEDIKFAKULTAS KEDOKTERAN
21.04112681620021ANDREUSM PPS 2016S2ILMU BIOMEDIKFAKULTAS KEDOKTERAN
22.04112681620022MITA PUSPITA SARIUSM PPS 2016S2ILMU BIOMEDIKFAKULTAS KEDOKTERAN
23.04112681620023ANGRAINI CHAZANAHUSM PPS 2016S2ILMU BIOMEDIKFAKULTAS KEDOKTERAN
24.04112681620024SRI HARTINI HARIANJAUSM PPS 2016S2ILMU BIOMEDIKFAKULTAS KEDOKTERAN
25.04112681620025HERLIA ELVITAUSM PPS 2016S2ILMU BIOMEDIKFAKULTAS KEDOKTERAN
26.04112681620026YULIAUSM PPS 2016S2ILMU BIOMEDIKFAKULTAS KEDOKTERAN
27.04112681620027UCI TANTRIUSM PPS 2016S2ILMU BIOMEDIKFAKULTAS KEDOKTERAN
28.04112681620028MERYSKA HERDIANAUSM PPS 2016S2ILMU BIOMEDIKFAKULTAS KEDOKTERAN
29.04112681620029DIAN ANGGRAENIUSM PPS 2016S2ILMU BIOMEDIKFAKULTAS KEDOKTERAN
30.04112681620030FEBLIN VERSILIANTINAUSM PPS 2016S2ILMU BIOMEDIKFAKULTAS KEDOKTERAN
31.04112681620031FEBRINA SARIUSM PPS 2016S2ILMU BIOMEDIKFAKULTAS KEDOKTERAN
32.04112681620032NADHIAHUSM PPS 2016S2ILMU BIOMEDIKFAKULTAS KEDOKTERAN
33.04112681620033ROJA OKTAFIKAUSM PPS 2016S2ILMU BIOMEDIKFAKULTAS KEDOKTERAN
34.04112681620034R.A. LENI SEPTIANAUSM PPS 2016S2ILMU BIOMEDIKFAKULTAS KEDOKTERAN
35.04112681620035RIMA ZANARIAUSM PPS 2016S2ILMU BIOMEDIKFAKULTAS KEDOKTERAN
36.04112681620036RIANA SARI PUSPITA RASYIDUSM PPS 2016S2ILMU BIOMEDIKFAKULTAS KEDOKTERAN
37.04112681620037THIA PRAMESWARIEUSM PPS 2016S2ILMU BIOMEDIKFAKULTAS KEDOKTERAN
38.04112681620038DONA DESTIANIUSM PPS 2016S2ILMU BIOMEDIKFAKULTAS KEDOKTERAN
39.04112681620039ADE MARLISA RAHMADAYANTIUSM PPS 2016S2ILMU BIOMEDIKFAKULTAS KEDOKTERAN
40.04112681620040LENI MARLINAUSM PPS 2016S2ILMU BIOMEDIKFAKULTAS KEDOKTERAN
41.04112681620041SITI HARDIYANTIUSM PPS 2016S2ILMU BIOMEDIKFAKULTAS KEDOKTERAN
42.04112681620042DIDIT HARYANTOUSM PPS 2016S2ILMU BIOMEDIKFAKULTAS KEDOKTERAN
43.04112681620043FITRI NURJANAHUSM PPS 2016S2ILMU BIOMEDIKFAKULTAS KEDOKTERAN
44.04112681620044RIKA SUANAUSM PPS 2016S2ILMU BIOMEDIKFAKULTAS KEDOKTERAN
45.04112681620045SONATA DANIATIEKUSM PPS 2016S2ILMU BIOMEDIKFAKULTAS KEDOKTERAN
46.04112681620046RENNI HIDAYATI ZEINUSM PPS 2016S2ILMU BIOMEDIKFAKULTAS KEDOKTERAN
47.04112681620047RATIKA FEBRIANIUSM PPS 2016S2ILMU BIOMEDIKFAKULTAS KEDOKTERAN
48.04112681620048MERNY YATRYUSM PPS 2016S2ILMU BIOMEDIKFAKULTAS KEDOKTERAN
49.04112681620049MAYANG TARIUSM PPS 2016S2ILMU BIOMEDIKFAKULTAS KEDOKTERAN
50.04112681620050MEILY NIRNASARIUSM PPS 2016S2ILMU BIOMEDIKFAKULTAS KEDOKTERAN
51.04112681620051AFNI PANGGAR BESIUSM PPS 2016S2ILMU BIOMEDIKFAKULTAS KEDOKTERAN
Menampilkan mahasiswa 1 - 51 (dari total 51)