Minggu, Oktober 11

MENJADI MILYARDER DENGAN 1 HEKTAR KEBUN AREN INTENSIF




MENJADI MILYARDER DENGAN 1 HEKTAR KEBUN AREN INTENSIF

Oleh : Dian Kusumanto

Menjadi milyarder? Apa mungkin? Apalagi dari kebun Aren yang selama ini nggak pernah menarik minat para investor? Apa mungkin ya? Dst…. Pertanyaan-pertanyaan seperti ini pasti akan muncul setelah Anda membaca judul tulisan ini. Milyarder artinya orang yang punya uang dengan jumlah diatas Rp 1 Milyard. Bagaimana kalau Rp 500 juta, itu juga termasuk Milyarder, tapi masih separuhnya, alias setengah Milyarder. Namun yang saya maksud ini adalah yang pertama, yaitu diatas Rp 1 Milyard, itu yang berhak disebut sebagai Milyarder.

Apakah bisa? Lalu seberapa luas lahan kebun Aren untuk bisa mencapai penghasilan 1 Milyard? Apa Betul Cuma dengan memiliki 1 hektar kebun Aren? Bagaimana ini bisa terjadi? Pertanyaan tadi seperti memberondong kita karena rasa penasaran kita dengan judul di atas. Saya tidak bermaksud membawa Anda ‘berpanjang angan-angan’, tapi saya ingin mengajak Anda untuk membuat prospek dan potensi ini menjadi kenyataan. Bahwa kebun Aren akan dapat membawa kita kepada kejayaan, kemakmuran, mencapai kekayaan finansial, dengan mengelolanya sebagaimana mestinya.

Gambaran kemungkinannya adalah dengan perhitungan-perhitungan demikian :

1. Satu Hektar kebun Aren ditanam 200 pohon, dengan jarak tanam 5 x 10; atau 6 x 8 m2.

2. Dengan pemeliharaan yang bagus, setelah 6-7 tahun seluruh pohon bisa menghasilkan dengan prosentase sadap 80 % atau sebanyak 160 pohon setiap hari.

3. Dengan pemeliharaan yang sesuai ‘SOP kebunaren DK’ maka produktifitas nira akan mencapai 15 liter/hari/pohon.

4. Jadi produksi nira dari kebun Aren 1 hektar adalah 160 pohon x 15 liter/r/phn = 2.400 liter/hari/hektar

5. Nira 2.400 liter/hari ini akan diolah menjadi Gula Aren Organik (GAO), sebanyak 400 kg/hari.

6. Jika GAO ini harga jualnya Rp 10.000 /kg, maka akan diperoleh pendapatan dari 1 hektar kebun Aren : 400 kg/hari x Rp 10.000 /kg = Rp 4 juta /hari.

7. Pendapatan kotor Rp 4 juta /hari, atau Rp 120 juta /bulan; atau Rp 1,44 Milyard per tahun.

8. Rp 1,44 Milyard lebih dari Rp 1 Milyard, berarti yang memperolehnya disebut Milyarder.

Dari asumsi-asumsi di atas yang perlu dilihat adalah angka-angka itu tidaklah terlalu fantastik, atau sulit dicapai. Tidak, sama sekali tidak. Karena dalam kenyataannya banyak petani yang mencapai angka-angka diatas asumsi tadi, sebagai contoh :

1. Produksi nira ada kebun petani yang mencapai 40 liter per pohon seperti yang saya lihat di Mambunut Nunukan. Di Soppeng Sulawesi Selatan petani banyak petani yang bisa mencapai 20 liter/pohon/hari. Sedangkan di Sulawesi Utara banyak petani mengatakan bahwa mereka bisa memperoleh nira 20-25 liter/hari/pohon.

2. Harga Gula Aren biasa di pasaran lokal sebenarnya lebih dari Rp 10.000/kg, apalagi Gula Aren Organik (GAO) di pasaran yang lebih khusus dan harga ekspor. Untuk pasar luar negeri harga eksportir setidaknya di atas Rp 15.000 – 20.000 /kg.

3. Jadi angka-angka untuk mencapai sebutan Milyarder itu sebenarnya tidaklah terlalu bombastis, atau mustahil untuk dicapai. Angka itu sangat mungkin dicapai kalau pengelolaan sesuai dengan ‘SOP kebunaren DK’ (Dian Kusumanto).

Analisa Hasil Usaha Bertanam Aren Satu Hektar



























Aren Itu Hermaprodit!

Aren (arenga pinnata merr) termasuk tumbuhan berumah dua, atau hermaprodit alias banci, aka bencong.
Jadi, tidak ada istilah aren jantan atau aren betina, seperti beberapa tumbuhan lainnya.

Aren mula-mula tumbuh vegetatif, yakni tumbuh akar, batang dan daun.

Setelah ia merasa dirinya cukup dewasa, sekitar umur 7 tahun, maka aren akan mulai tumbuh generatif. Keluarlah tandan betina, berisi buah, yang biasa dibikin kolang-kaling. Keluarnya tandan betina itu dari celah pelepah paling atas.Lalu keluar tandan betina kedua, dari celah pelepah paling atas kedua. Begitulah seterusnya, makin lama makin ke bawah. Jumlah tandan buah betina ini antara 3-6 tandan dan tenggat waktunya cukup rapat.

Sejak keluarnya tandan betina pertama, aren berhenti total tumbuh vegetatif. Artinya, aren tidak bertambah tinggi lagi, juga tidak keluar daun baru lagi. Karenanya, jangan sembarangan memotong pelepah daun aren. Minimal 12 pelepah harus tersisa dalam satu pohon.

Setelah habis tandan betina, lalu keluarlah tandan jantan. Isinya adalah bunga, sebesar buah melinjo yang besar. Warnanya hijau ungu. Jika pecah akan mengeluarkan serbuk sari yang sangat banyak, berwarna kuning kunyit.

Tandan jantan inilah yang biasa disadap orang untuk diambil niranya. Nira aren lalu diolah menjadi gula aren, gula semut, gula meja cair, minuman segar dingin (jus nira), alkohol, ethanol atau pun methanol.

Membudidayakan aren tidak mengenal istilah gagal, karena setiap pohon aren pada waktunya akan mengeluarkan tandan betina dan tandan jantan.

Keuntungan Menanam Aren



Pagi itu penulis datang ke rumah Bahtiar Sinaga, seorang penyadap aren. Namun Bang Naga belum pulang dari menyadap. Yang ada cuma istrinya. Sedang memasak nira di belakang rumah.

Penulis lalu 'mewawancarai' Kak Situm, pangilan akrab dari Tuminah, istri Bang Naga.

"Kak, berapa pokok yang disadap abang sekarang?", tanyaku.
"Banyak, ada sepuluh pokok", jawab Kak Situm sambil sesekali membenahi letak kayu bakar.
"Dari sepuluh pokok itu, dapatnya berapa kilo gula, Kak?", tanyaku lagi.
"Kadang dua belas kilo, kadang tiga belas kilo, lumayanlah", sahut Kak Situm sambil senyum.
"Abang jual gulanya berapa sekilo, Kak?", aku terus memberondong.
"Kalau sekarang delapan belas ribu, kalau bulan puasa bisa dua puluh ribu", polos saja Kak Situm menerangkan.

***

Aku lalu pulang. Mengeluarkan hape. Pakai fitur kalkulator.
Aku sudah menanam aren 320 pokok di kebunku yang luasnya tak sampai satu hektar. Meski baru sebulan lalu menanamnya, tapi aku berhak juga memperhitungkan berapa besar hasil yang akan kudapat, berdasarkan perbandingan dengan hasil wawancara barusan.

Hitung-hitungannya :
320 pokok x 50% (setengah dari jumlah pohon yang ada) x 1,2 kg x 18.000 x 50% (upah pekerja dan biaya beli kayu bakar) = rp.1.728.000 perhari.

1.728.000 x 365 hari x 5 tahun masa produksi = total rp.3.153.600.000 selama 13 tahun.
3.153.600.000 : 13 tahun : 12 bulan = hasil bersih Rp.20.215.000 per bulan. 

Satu hektar (bahkan kurang)  kebun aren memberi penghasilan bagi penanamnya Rp.20.215.000 per bulan, terhitung sejak mulai menanam. Itu berarti sama dengan 20 kali lipat hasil bertanam sawit.   

Dua puluh juta per bulan?
Hemm, sudah bagus tuh!
Mau ikutan?
Yuk kita menanam aren!



Budidaya Aren, Mengapa?



Penulis ada menanam aren sekitar 350 batang di lahan kebun belakang rumah sekitar sebulan lalu.
Penanaman pola tumpang sari, rencananya dengan pepaya, jeruk nipis dan cabe rawit.

Mengapa saya menanam aren?
Selain karena aren akan menghasilkan banyak uang, enam kali lipat dibandingkan hasil berkebun sawit, ini yang paling penting :

Jika bertanam tanaman lain, masa produksi pertama biasanya adalah masa mendapatkan hasil yang paling sedikit. Belajar berbuah, buah pasir, buah muda, itu istilahnya.

Beda dengan aren. Panen perdana adalah panen raya. Langsung dapat hasil paling banyak.

Dan, saat uang sudah di tangan, banyak hal bisa dilakukan.

Itulah hebatnya aren!




Sumber : http://jualbibitaren.blogspot.co.id/

Menghitung Modal Investasi yang paling murah untuk Swasembaga Gula Nasional


Menghitung Modal Investasi yang paling murah untuk Swasembaga Gula Nasional
(Investasi dengan komoditi Aren jauh lebih murah dibandingkan Tebu)

Oleh : Ir. H. Dian Kusumanto

Awal tahun 2014 yang lalu saya membaca di Metronews pernyataan Menteri Pertanian Dr. Suswono bahwa target swasembada Gula pada tahun 2014 sebesar 5,7 juta ton tidak akan tercapai. Sejak awal swasembada gula dicanangkan pada tahun 2009 yang lalu, penulis merasa ini adalah hal yang mustahil.  Kalau bahasanya Asmuni dari grup lawak Srimulat adalah “hil yang mustahal”.  Ternyata demikian kenyataannya kita hanya mampu menghasilkan 2,5 juta ton pada tahun 2013 ini, masih sangat jauh.

Banyak alasan dan sebab-sebab yang disampaikan oleh para pejabat yang terkait dengan swasembada gula ini sehingga target swasembada ini tidak tercapai.  Sebabnya sebagai berikut :
1.    Lintas Kementerian tidak sinergis.
2.    Kementerian Pertanian perannya hanya 20 %.
3.    Target 20-25 PG baru tidak tercapai, hanya 1 PG baru saja. Kementerian Perindusterian juga tidak ada gregetnya.
4.    Investasi PG baru macet karena tidak tersedia anggaran dan swasta dan BUMN tidak siap atau tidak berminat.
5.    Lahan yang diperlukan 300-350 ribu hektar, yang tersedia 195 ribu hektar yang dibebaskan Kementerian Kehutanan. Tetapi tidak ada yang mengajukan HGU, karena masyarakat minta uang pembebasan. BPN baru proses kalau clean & clear. Hanya 40% dari 195 ribu hektar yang bisa digunakan untuk perkebunan Tebu.
6.    Asumsi awal 300 ribu ha sudah dimulai sejak 2010.
7.    Dan lain-lain.

Pada tulisan ini penulis mencoba membuat proyeksi dengan angka target swasembada gula nasional kita sebesar 5,7 ton gula per tahun.  Ada 2 pilihan komoditi yang diperbandingkan, yaitu komoditi lama tanaman Tebu (Saccharrum officinarum) dan komoditi harapan baru yaitu Aren (Arenga pinnata).  Penulis sengaja menyampaikan wacana ini agar bangsa Indonesia yang dianugerahi aneka tanaman penghasil gula ini tidak hanya terpaku pada satu komoditi saja.  Sebenarnya di Indonesia yang kaya raya akan plasma nutfah ini terdapat banyak jenis tanaman asli yang bisa diolah menjadi gula.  Dari keluarga palma seperti Kelapa, Siwalan, Nipah dan Aren.  Dari keluarga ubi-ubian ada Singkong, Ubi Jalar dan Bit Gula.  Dari keluarga Serealia selain Tebu ada juga Jagung, Sorgum dan lain-lain.  Namun penulis akan menyandingkan 2 komoditi saja yaitu Tebu yang selama ini digunakan dan tanaman Aren yang diharapkan sebagai alternatif masa depan.

Target swasembada dengan memproduksi gula sebanyak 5,7 juta ton setiap tahunnya, tentu memerlukan lahan kebun untuk menghasilkan bahan baku dan juga pabrik untuk mengolah bahan baku menjadi gula.  Ternyata investasi akan lebih murah jika untuk mencapai target swasembada gula nasional memilih komoditi Aren.   

Dengan menggunakan asumsi-asumsi sebagai berikut :
1.    Untuk Tebu : produktivitas 6 ton/ha/tahun, dengan investasi lahan kebun Rp 100 juta/hektar, kapasitas pabrik 5.000 tcd, rendemen 8% dan harga pabrik gula Tebu Rp 1,2 trilyun/unit.
2.    Untuk Aren : produktivitas 50 ton/ha/tahun, dengan investasi lahan kebun Rp 50 juta/hektar, kapasitas pabrik 5.000 tcd, rendemen 14 % dan harga pabrik gula berbahan nira Aren Rp 200 milyar/unit.

Maka untuk mencapai target swasembada gula nasional sebanyak 5,7 juta ton GKP per tahun jumlah investasi seluruhnya baik untuk untuk kebun dan pabrik, sebagai berikut :
1.    Jika berbasis komoditi Tebu, investasi sebesar Rp  180,5 trilyun (kebun Tebu Rp 95 trilyun dan pabrik gula Tebu sebesar Rp 85,5 trilyun)
2.    Jika berbasis komoditi  Aren, investasi sebesar Rp 9,093 trilyun (kebun Aren Rp 5,7 trilyun dan pabrik gula Aren senilai Rp 3,393 trilyun)
Dengan demikian dengan memilih Aren sebagai komoditi dasar (base commodity) untuk mencapai swasembada nasional  maka nilai investasi jauh lebih murah jika dibandingkan komoditi Tebu.  Hitungan dan proyeksi lebih lengkap disajikan sebagaimana tabel berikut.

Tabel 1.  Proyeksi nilai investasi kebun untuk memenuhi target nasional swasembada gula berdasarkan produktivitas dan luas areal kebun antara Tebu dan Aren

Tabel 2.  Proyeksi nilai investasi pabrik gula untuk memenuhi target nasional swasembada gula berdasarkan kapasitas pabrik dan rendemen antara Tebu dan Aren

Minggu, 15 Februari 2015

Johan Bukit : Aren Pohon Masa Depan

Aren, Pohon Masa Depan


Oleh  :  Johan Bukit            
KARENA APA ???

1/. ATM nya Petani, setiap hari menghasilkan air nira bisa dijual dimana saja dan dimasak jadi gula merah .
2/. ENERGY Terbarukan, diproses dengan penyulingan menjadikan Bioethanol pengganti Bensin.
3/. KONSERVASI, menahan air dan erosi tanah di daerah berkemiringan.

Dikenal juga dengan nama Enau dan nama kerennya Arenga Pinnata dapat tumbuh rata hampir diseluruh Provinsi di Indonesia terutama di daerah yang berketinggian 400m sd 1000m diatas permukaan laut, lebih dikenal dengan tanaman Hutan dari pada tanaman Perkebunan.

Banyak keunikan yang dapat kita temui pada sebuah pohon aren yang pasti pohon ini bisa memberikan petani penghasilan tetap per hari dari air nira yang dihasilkan sebuah pohon aren 10 sampai 50 liter per hari yang dapat dijual dengan harga rp 1000 sampai rp 3000 per liter tergantung pola tanam dan pola sadap dan harga nira di pasar. Dan dengan menanam 100 pohon aren seorang patani telah memiliki asset atau kekayaan dalam hitungan milyard (estimasi rp 3,0 milyard) yang dapat disadap tergantung kebutuhan pa Tani.

Disamping itu air nira manis dapat diolah menjadi tuak minuman berkandung alkohol 3/5%, apabila di proses dengan penyulingan ke 60/80% akan menjadi ethanol yang dapat dipergunakan di Industri, Rumah Sakit dan peralatan kecantikan wanitaseterusnya disuling kelevel diatas 90% menjadi Bioethanol pengganti Bensin atauenergy terbarukan.

Jika dimasak dengan cara sederhana maka nira manis menjadi GULA AREN yang sangat unik rasanya cocok ke rasa makanan ala Indonesia, seperti empek2, dodol, cendol, kecap, kopi dll yang hargaya dipasar lebih tinggi dari gula putih dijual di petani rp 12,000/kg sampai di pembeli rp 20,000/kg.

Tidak lupa pada bunga betina ada kolang kaling yang sangat populer pada saat lebaran begitu juga dengan gula aren kedua2 nya menjadi barang langka pada saatlebaran terutama Hari Raya terjadi kenaikan harga di petani.

Magna lain dari pohon aren adalah pohon Konservasi akar pohon aren sifatnya bisamenahan air dan mejaga erosi pada tanah yang berkemiringan dan bisa ikut mendinginkan dunia dari pemanasan global  sebuah label GO GREEN dapat kita berikan pada pohon aren apabila ditanam dengan system agroforest atau hutan buatan dengan pola tanaman bukan tebang tetapi dari hasil panen buah atau sadapan.

Apa yang bisa kita didapatkan dari menanam pohon aren, surprise AIR, ENERGY, FOOD, ALAT RUMAH TANGGA, GO GREEN dan KONSERVASI, yang utama bisa atau dapat MENSEJAHTERAKAN  PETANI dengan berpenghasilan tetap per hari dengan assaet milyard rupiah...............................

maka POHON AREN DAPAT KITA KATAKAN ADALAH POHON MASA DEPAN


Panen Air Nira                                                                                          Bawa Hasil Nira
 
Dari Biji Berkecambah menjadi sebuah pohon Aren

Marilah kita lihat perjalanan, penanaman biji berkecambah menjadi sebuah pohon Aren, setelah memilih biji aren dari pohon induk yang baik dan seleksi biji yang besar dan kemudian diproses untuk bebas dari hama maka kita tunggu agar biji tersebut berkecambah. Sesudah itu kita masukkan kedalam polibag dengan tanah yang gembur dan bebas hama, agar akar pohon dapat tumbuh sempurna tidak dimakan ulat akar pohon aren yang manis. Setelah 2/3 bulan pohon tersebut siap untuk di tanam, seperti kita lihat di foto2 dibawah ini, sebuah pohon aren memerlukan perlindungan langsung dari terik matahari.


             
                         Proses dari biji aren berkecambah, ke polibag, siap tanam dan ditanam


Benang merah pada sebuah pohon Aren

Pohon Aren sejak kecil telah memperlihatkan sifat jika terlindung dari panas matahari langsung akan bertumbuh lebih sempurna, dan jika di apit dengan pohon pelindung akan ikut bertumbuh menjadi tinggi mengikuti pohon pelindungnya, sebagai contoh pada saat kecil diapit dengan tanam an sorgum atau jagung, maka perkembangan pohon aren akan lebih cepat tumbuh mengikuti ketinggian pohon jagung atau sorgum yang tumbuh disampingnya, dan hama2 pemakan dan perusak daun akan ke pohon pelindungnya jagung atau sorgum, begitu juga saat sudah besar jika pohon pelindungnya tinggi seperti durian kampung, pete, kemiri karet kampung dll pohon aren akan tumbuh tinggi sampai 25 meter atau lebih. 

Pada sebuah pohon Aren ada benang merah pada akar, batang, daun dan tangkai bunga jantan  yang saling berhubungan, akar pohon aren sifatnya menahan air sangat baik dimusim kering tanah dibawah pohon aren tetap lembab, kemudian di batang aren sebagai pabrik proses air nira dengan pembakaran matahari dari daun aren atau proses foto synthetic (jika kita belah sebuah batang aren akan kita dapat kan sagu) dan kemudian dengan membalbal atau memukul tangkai bunga jantan tersebut sehingga lembam, maka proses penyadapan air nira aren pun dapat dilaksanakan dengan memotong atau menyayat tangkai bunga jantan tersebut secara halus (jangan terlalu tebal penyayatannya akan menyebabkan pohon aren iritasi dan bisa mati) akan meneteskan air nira manis, yg jumlah nya tergantung pola tanam pohon aren bisa diantara 10 liter sampai 40 liter sehari untuk 2 kali penyadapan pagi dan sore hari.


Pola tanam Mono Kultur atau Agroforest kah ?

Menanam sebuah pohon aren ada 2 opsi, disebabkan oleh sifat pohon aren itu sendiri yaitu, ketinggiannya akan mengikuti pohon pelindungnya, maka pola tanam yang tampa pohon pelindung Mono Kultur seperti menanam pohon perkebunan kelapa sawit atau karet bisa terlaksana atau Agroforest dengan berbagai macam pohon2 pelindung yang tinggi2 seperti durian dan karet kampung, pete, kemiri, dll.

Hasilnya juga sangat berbeda; 1/. Mono kultur 160 pohon ha, paska panen 5 sd 6 tahun, pohon pendek2 5 sd 10 meter, hasil per hari 10 sd 15 liter air nira, tangkai bunga jantan berkisar 10, oleh karena pendek lebih mudah memanen nya dan lebih cepat panennya, cuman hasil panen lebih sedikit dan tidak menghutankan lokasi dan sustainable sebagai produk organik dan natural. 2/. Agroforest 100 pohon per ha, paska panen 8 sd 10 tahun, pohon tinggi2 20 sd 25 meter, hasil per hari 20 sd 40 liter air nira, tangkai bunga jantan bisa lebih dari 20 tangkai oleh karena tinggi lebih sulit memanen nya dan lebih lambat paska panen tatapi hasil panen per hari dan per pohon air nira lebih banyak dan kita telah menghutankan lokasi dan sustainable tidak memerlukan pemupukan menjadikan produk organik dan natural. Yang manapun pola tanam di adopsi oleh petani tetap saja akan memberikan penghasilan tetap per hari dan asset per 100 pohon dalam jumlah milyard rupiah.
Paska Panen



Setelah tangkai bunga jantan keluar pada sebuah pohon aren maka pekerjaan berikut dilakukan proses penyadapan dengan keberhatian memukul dan menggoyang tangkai bunga jantan tersebut sehingga menjadi lembam dan siap untuk disadap dengan menyayat secara halus tangkai tersebut dan diujungnya akan meneteskan air nira manis yang akan ditampung pada sebuah bambu.

Air nira manis sudah siap saji untuk diminum dengan rasa sangat menyegarkan terutama dingin dari lemari es atau dijadikan yogurth dengan durian. Di Lombol air nira manis telah mendapat pasar yang baik dari para pelancong yang melewati jalan sepanjang 1 km dari kios para petani aren dengan harga rp 5000/botol aqua 1,5 liter. Atau di Medan sepanjang resto lapo dapat dibeli tuak manis atau pahit (berkadar alkohol) dengan harga rp 2000/gelas. 


Memasak Air Nira menjadi Gula Merah

Proses pemasakan Air nira menjadi Gula Merah cukup sederhana hanya dengan drum bekas pun bisa dan proses pemasakan nya memerlukan waktu yang lama lebih kurang selama 6 jam seperti foto yang tertera dibawah ini. Harga jual Gula Merah Aren Asli sanga bervariasi dari satu tempat ke tempat yang lain arga dasar dari petani diatas rp 12,000/kg dan Harga jual di pasar dari rp 15,000 sd 25,000/kg.






Bio Ethanol

Apabila air nira sudah menjadi Tuak asam tidak bisa di jadikan minuman maka ethanol nya dapat diambil dengan proses penyulingan yang sederhana seperti di Menado dgn drum bekas dan pipanya memakai bambu, system ini hanya bisa menaikkan kadar ethanol berkisar 20 sd 30%.

Dan dengan proses penyulingan dua tahap dengan harga penyulingan berkisar rp 35jt sudah bisa menaikkan kadar ethanol menjadi 99% dengan kapasitas 100 liter per hari untuk dijadikan pengganti bensin atau energy terbarukan.


Kesimpulan

1/. memberikan penghasilan tetap kepada Petani (income per hari), dan punya asset milyad rupiah.
2/. menghasilkan energy terbarukan (biothanol) pengganti Bensin.
3/. pohon konservasi. (penahan erosi tanah dan penahan air).

Kesimpulan Pohon Aren adalah pohon masa depan menghasilkan Makanan, Energy, Alat RT dan Air yang sangat dibutuhkan dimasa depan kita. Dan tanaman Aren sudah bisa dikembangkan secara masal dengan technik perkebunan Mono dan Agroforest.

Marilah kita jaga bumi kita ini dan sayangi dengan tanaman agar bisa menghasilkan income tetap yang akan mensejahterakan kita                                         


Hormat Saya

JOHAN BUKIT
UD Kelompok Tani Aren Indonesia

Sumber :  http://arenindonesia.blogspot.com/2013/04/aren-pohon-masa-depan.html
http://kebunaren.blogspot.co.id/