Imobilisasi ini terjadi karena adanya ikatan
intermolekul antara molekul enzim oleh bi atau multifungsional reagen. Reagen
yang biasa digunakan adalah senyawa glutaraldehid. Cross-linking oleh
senyawa glutaraldehid. Senyawa ini akan membentuk suatu lapisan atau matriks
tertentu dimana di dalamnya molekul enzim yang dioleskan pada permukaan
elektroda akan terjebak dalam struktur ikatan silang yang terjadi. Keunggulan
metode ini adalah enzim terikat secara kuat, sehingga tidak mungkin terlepas dari material pendukung.
Gambar 1. Cross link
Crosslink adalah obligasi yang menghubungkan satu
rantai polimer yang lain. Crosslinkermerupakan
senyawa-senyawa yang memiliki berat molekul rendah dengan gugus hidroksil atau
gugus amine lebih
dari dua.
Crosslinker berfungsi sebagai pengikat silang rantai
polimer melalui ikatan antar gugusdiisocyanate berlebih dengan gugus hidroksil Selain
reaksi antara polyol dan diisocyanate,crosslinker juga mempunyai peranan penting dalam
sintesa polyurethane. Crosslinker bereaksi dengan gugus isocyanate membentuk urethane atau urea linkage dalam hard
segment yang
membentuk ikatan cabang. Crosslinker dapat secara kovalen atau
ionik. (Gunter,1985)
Pembuatan polyurethane yang menggunakan triol terbentuk dari campuran
antara diol atau triol ,blowing
agent, surfactant, katalis dan polyisocyanate (biasanya yang digunakan TDI atau
MDI). Reaksi polimerisasi terjadi tiga arah molekul yang kuat berada dalam 3
dimensi struktur. Reaksitoluene diisocyanate (TDI) dengan glycerol dan menghasilkan polyurethane :
Mekanisme yang paling tepat
dalam menurunkan kebebasan molekul adalah ikatan silang kimia yang mengikat
silang bersama rantai – rantai polimer melalui ikatan kovalen atau ikatan ion
untuk membentuk suatu jaringan. Crosslinking digunakan untuk meningkatkan ikatan
kovalen dalam pembuatan polyurethane. (Katz,2008)
Mau nanya bang, selain glutaraldehid ada gak larutan lain yg bisa digunakan sebagai cross linker?
BalasHapus